Jumat, 27 Desember 2013

Budidaya Semut Kroto Praktis

Panduan Budidaya Semut Kroto Praktis

PENDAHULUAN
            Alhamdulillah akhirnya buku PANDUAN BUDIDAYA SEMUT KROTO PRAKTIS telah selesai kami susun. Buku Panduan ini penulis harap dapat bermanfaat dalam membantu masyarakat khususnya  pecinta burung berkicau/ kicau mania, pedagang kroto dan makanan burung, pemancing ikan/ mancing mania serta orang-orang yang ingin beternak atau membudidayakan semut kroto dalam memenuhi kelangkaan telur semut / kroto.
            Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kroto adalah telur semut rangrang yang menjadi makanan burung berkicau karena mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Selain itu Kroto juga menjadi umpan ikan tertentu sehingga banyak pemancing ikan sering menggunakan kroto sebagai umpan pancing mereka padahal supply kroto sangatlah terbatas. 
Sampai saat ini para pencari kroto berburu kroto hingga keluar daerah yang jauh dari tempat tinggalnya bahkan ada yang kehutan-hutan. Para pencari kroto bisa mendapatkan kurang lebih 1 Kg kroto/hari dalam kondisi normal  sedangkan pada kondisi sulit misalnya waktu musim hujan mereka tidak akan lebih dari 1 Kg kroto. 1 Kg kroto bagi pencari kroto bisa didapatkan dengan mengambil puluhan sarang ( 25 – 50 ) tentunya bergantung pada jumlah koloni semut yang ada dalam sarang selain itu telur semut/ kroto sangatlah ringan.
Pangsa pasar sangat besar supply sangat kecil itulah yang terjadi pada telur semut/kroto. Harga telur semut / kroto dipasar burung saat ini sangat menakjubkan yaitu berada dikisaran Rp.100 ribu sedangkan pada waktu tertentu misalnya Lebaran dapat mencapai Rp.150 - 200 ribu rupiah. Pertanyaannya adalah kenapa kita tidak mencoba untuk budidaya semut kroto?
Budidaya Semut Kroto adalah tambang emas bagi orang yang tahu bisnis. Itulah kesimpulan yang penulis dapat sampaikan.
Kalasan, 26 februari 2012
Penulis
Muftikhul Umam
POTENSI  BISNIS
Budidaya semut rangrang mempunyai prospek bisnis yang sangat bagus hal ini karena supply kroto ke pasar masih sangat terbatas. Para pencari kroto biasanya masih mengandalkan berburu di pohon-pohon sehingga apabila cuaca buruk misalnya hujan terus menerus mereka enggan untuk berburu. Selain itu ketersediaan kroto di alam bebas semakin berkurang bila diburu terus menerus.Dalam hal ini penulis menganjurkan untuk memulai budidaya semut rangrang sebagai penghasil kroto. Selain menjaga ketersediaan semut rangrang di alam juga mempunyai prospek bisnis yang bagus. Bayangkan anda dapat membudidayakan semut kroto, misalnya perhari menghasilkan 1 Kg telur semut/ kroto maka perhitungannya adalah ;
100.000 X 30 = 3.000.000,-
Keterangan :  
·         100.000 adalah harga kroto per Kg
·         30 adalah jumlah hari dalam satu bulan
·         3.000.000,- adalah penghasilan yang diperoleh per bulan
Wauw ini adalah penghasilan yang luar biasa, karena dengan modal uang dan modal  tenaga yang minim atau malah sangat minim kita mendapatkan hasil yang besar. Mungkinkah bisa terjadi? Jawabnya kenapa tidak alias sangat mungkin terjadi.
Penulis dalam melakukan penelitian mendapatkan hasil sebagai berikut ;
1 toples atau lodong ( media sarang semut ) ukuran Volume 1 Liter dapat menghasilkan 1-2 ons kroto dalam waktu 15 – 20 hari. Seandainya 1 toples katakanlah dapat 1 ons kroto saja maka untuk mendapatkan 1 Kg kroto hanya memerlukan 10 Toples, Mudah bukan.
Untuk mendapatkan 1 Kg kroto per hari kita perlukan 10 x 30 = 300
Keterangan ; 
·         10        adalah jumlah toples dimana 1 toples berisi semut ( kurang lebih )
1000 ekor
·         30        adalah jumlah hari dalam 1 bulan
·         300      adalah jumlah toples/ lodong/ media sebagai sarang semut
yang diperlukan
Untuk mengukur ( kurang lebih )1000 semut yang akan dimasukkan dalam toples sebagai media sarang semut penulis melakukan dengan cara menakar semut dalam ½ gelas air mineral kemasan 200 ml yang telah dilumuri tepung tapioka. Fungsi tepung tapioka adalah agar supaya semut tidak bisa naik keatas permukaan.
            Bagaimana supaya penghasilan kita lebih dari Rp.3.000.000,- per bulan tentunya kita harus menambah jumlah sarang semut sebanyak-banyaknya. Karena dengan menambah sarang semut berarti menambah mesin uang kita.

Bekerjasama dalam membuat sarang

GAMBARAN UMUM
SEMUT RANGRANG/ SEMUT KROTO
Dua semut Rangrang saling mengenali satu sama lain
            Semut Rang-rang sering disebut juga semut kroto karena menghasilkan telur semut yang biasa disebut kroto. Di dunia barat ternyata juga banyak nama atau sebutanya, diantaranya yaitu ;  Weaver ant atau semut penenun. Disebut semut penenun karena mereka membuat sarang dengan menenun dari benang sutra yang berasal dari Larva mereka sendiri. Mereka juga menjahit daun-daun di pohon untuk membikin tempat tinggal. Karena mereka suka berada di pohon sebagian orang barat menyebutnya Tree ant/ Green tree ant atau semut pohon/ semut pohon hijau. Sebagian orang barat menyebut Orange gaster  di Indonesia menjadi Semut merah/ Red ant walaupun warna yang mendekati adalah oranye. Dalam bahasa Indonesia disebut Semut Rang-rang sedangkan Orang Jawa menyebut Nyangkrang. Di Malaysia disebut Semut api/ Fire ant meskipun sebenarnya salah karena Fire ant/ Semut api berbeda jenis ( Solenopsis ) Sedangkan nama ilmiahnya  adalah Oecophylla.
Oecophylla mempunyai banyak family yang dapat ditemukan di Afrika, Eropa dan Asia - Australia. Di Asia - Australia mereka berada di Sebagian wilayah India, sebagian wilayah China, Thailand, Vietnam, Laos, Miyanmar, Malaysia, Indonesia dan Sebagian wilayah Australia. Semut Rangrang Afrika mempunyai nama Ilmiah/ latin Oecophylla Longinoda. Mereka berada di sebagian Gurun Sahara.
Semut Rangrang Asia-Australia mempunyai nama ilmiah/ latin Oecophylla Smaragdina. Family Formicidae dan Ordo Hymenoptera atau masih sekeluarga dengan tawon/  lebah.  
 
Adalah  Johan Christian Fabricius (7 Januari 1745 – 3 Maret 1808). Seorang Ahli Zoologi  khususnya Serangga dari Schleswig Denmark yang pertama kali melakukan penelitian tentang Semut termasuk Semut kroto atau Semut merah. Ia mendapat gelar Professor dari  University of Copenhagen tahun 1770 dalam bidang  system entomologi setelah berhasil memberi nama kurang lebih 10.000 spesies binatang  dan mendirikan dasar untuk klasifikasi serangga modern. Pada tahun 1775/ 1776 Ia juga mendapat gelar Professor dari University of Kiel dalam bidang Natural History and Economics, yaitu Sejarah Alam dan Ekonomi.
Selain Johan Christian Fabricius ada seorang Ilmuwan Inggris yang juga meneliti tentang Semut Kroto yaitu Frederick Smith (1805-1879). Ia adalah ahli entomologi. Smith bekerja di departemen zoologi dari Museum Inggris pada tahun 1849, yang mengkhususkan diri dalam Hymenoptera. Frederick Smith Berhasil menulis Katalog Serangga Hymenopterous (7 bagian, 1853-1859) dan bagian 5 (1851) dan 6 (1852) dari Nomenklatur dari Serangga Coleopterous. Ia juga  presiden Masyarakat Entomologi London,1862-3.
A.      Struktur Sosial Semut Rangrang/ Semut Kroto
 

Struktur sosial semut Rangrang

Semut rangrang hidup dalam kelompok sosial dimana aktivitas dibagi sesuai dengan tipe individunya (kastanya). Dengan kerjasama dan organisasi yang baik serta disiplin, mereka dapat melakukan banyak hal.  Ada beberapa istilah yang akan kita jumpai dalam mempelajari semut rangrang ;
Koloni             : Adalah masyarakat semut yang terdiri dari Ratu semut,  Semut Prajurit, Semut Pekerja dan Semut Jantan.    Mereka dapat tinggal di 1 sarang atau lebih dengan jumlah  anggota ratusan, ribuan  bahkan peneliti barat menyebutkan bisa  mencapai
setengah juta ekor semut.
Koloni semut Rangrang
Ratu Semut    : Adalah salah satu dari induk semut yang mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari semut yang lain atau hampir sama dengan tawon/lebah berwarna kehijauan atau kecoklatan. Induk semut akan menjadi Ratu Semut setelah melakukan beberapa kali masa perkawinan. Ia akan melepaskan sayapnya, akan tetapi tidak semua induk semut melepaskan sayapnya karena umurnya yang pendek atau hanya beberapa bulan saja.  Yang akan “dinobatkan” menjadi Ratu Semut adalah semut induk yang melepaskan sayapnya. Sedangkan Semut Induk yang tidak melepaskan sayapnya akan terus bertelur sampai mati. Telur-telur semut induk ukurannya lebih besar dari semut biasa yaitu kurang lebih sebesar Kacang  tanah dan berbentuk elips. Ciri-ciri Ratu Semut yang penulis ketahui yaitu Ia akan  selalu dihinggapi atau diselimuti semut-semut yang lain. Hal itu  karena sebagai perlindungan terhadap koloni atau serangga lain  yang mencoba mengganggu sehingga mata manusia kadang tidak begitu jelas melihatnya karena yang terlihat hanya seperti gumpalan semut yang sedang mengerumuni ulat.   
Ratu Semut tanpa sayap setelah melewati beberapa kali masa kawin

Semut Jantan             :  Mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari semut Prajurit akan  tetapi lebih kecil dari Ratu Semut. Yang membedakan ialah semut jantan berwarna hitam atau kehitam-hitaman dan mempunyai sayap. Hidupnya sangat singkat, setelah mengawini
Ratu semut ia akan mati.
  Semut Pekerja : Semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Mereka tinggal di dalam sarang dan merawat semut-semut muda.  Ukuran Semut pekerja lebih kecil dari Semut prajurit.
Semut Prajurit :  Semut prajurit merupakan golongan semut yang paling banyak jumlahnya. Mereka mempunyai tugas mencari makanan dan membawa makanan ke sarang. Selain itu mereka juga mempunyai tugas membangun sarang serta mempertahankan daerah kekuasaan dari gangguan musuhnya.
B.     Siklus Pertumbuhan Semut Rangrang
Siklus Pertumbuhan semut rangrang dimulai dari telur. Pada awalnya telur semut rangrang hanya sebesar butir gula pasir berwarna putih kemudian hanya dalam beberapa hari berubah menjadi sebesar bulir beras. Perkembangan berikutnya berubah menjadi larva yang ukurannya sama atau lebih besar sedikit dari bulir beras dan kemudian menjadi pupa. Pada fase pupa ini sudah terbentuk organ tubuh lengkap seperti semut dewasa tetapi warnanya masih putih dan belum dapat berjalan. Selanjutnya pupa menjadi semut dewasa yang sudah berubah warna dan ukuran sesuai dengan struktur sosialnya ( kasta ).
Siklus pertumbuhan Semut Rangrang
C.     Makanan Semut Rangrang
Semut Rangrang mengkonsumsi Protein dan gula/cairan manis. Di alam bebas Semut Rangrang bertahan hidup dengan memakan serangga dan beberapa jenis kutu daun untuk memenuhi kebutuhan protein. Semut Rangrang juga mencari Honeydew yaitu cairan manis yang keluar dari pangkal cabang muda.
 

Dalam penangkaran semut Rangrang memakan ulat hongkong


            Dalam penangkaran semut Rangrang tentunya sudah tidak makan seperti pada waktu masih di alam bebas. Mereka cukup diberi makan ulat hongkong atau jangkrik mana yang lebih mudah dan murah. Kemudian untuk pengganti honeydew adalah air putih yang telah kita kasih gula. Dalam penangkaran semut rang mengkonsumsi hampir 80% air gula dan 20% protein.

Ulat hongkong sebagai makanan semut Rangrang
Semut Rangrang sedang minum air gula dalam mangkok
D.     Manfaat Semut Rangrang Bagi Manusia
1.      Sebagai biokontrol bagi beberapa tanaman buah , karena semut rangrang akan memangsa atau memakan serangga tertentu seperti ulat daun dan kutu daun sehingga mengurangi penggunaan pestisida bagi petani.
2.      Sebagai makanan yang bergizi  bagi burung berkicau
3.      Sebagai umpan ikan bagi pemancing dan nelayan
4.      Sebagai campuran obat tradisional di beberapa negara Asia Tenggara
E.      Karakter Semut Rangrang
1.      Sangat agresif dalam mempertahankan wilayah teritorial
2.      Menyukai ketinggian
3.      Terorganisir dalam sebuah koloni dimana setiap kasta mempunyai tugas masing – masing baik dalam membuat sarang, mencari makan maupun mempertahankan wilayah teritorial.
Di alam bebas semut rangrang tidak bisa berbaur dengan koloni semut rangrang lain. Dipenangkaran antar koloni semut rangrang dapat disatukan dengan proses dan tahapan tertentu.
  

BUDIDAYA SEMUT RANGRANG
A.    Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Budidaya Semut Rangrang ; 1. Rak kayu/ Meja/ Besi
Untuk meletakkan toples sebagai media pengganti sarang semut dari alam diperlukan meja atau rak kayu/ besi. Penggunaan rak kayu/ besi dilahan sempit akan lebih effisien karena rak kayu dapat dibuat bersusun 3 – 4 sehingga akan menampung banyak toples. Contoh : dengan rak ukuran tinggi 160 cm X lbr 50 cm X pjg 100 cm dapat dibuat bersusun 4. Apabila satu susun dapat menampung 25 toples ( media plastik yang dapat disusun ) maka 4 susun menjadi 100 toples.
Kaki-kaki pada rak kayu harus diberi bak kecil/ kaleng yang didalamnya sudah di isi air atau oli. Perbedaan penggunaan air dan oli adalah  bila menggunakan air terkadang semut masih mau mendekat sedangkan bila menggunakan oli semut tidak mau mendekat.  


Rak kayu tampak samping

Rak kayu tampak bawah
2.    Toples Plastik/ Lodong
Toples bekas makanan sebagai sarang semut
 
Media sarang semut bentuk lain

 


Keterangan      : Toples/ lodong sebagai pengganti sarang semut alami hanyalah salah satu media yang dapat digunakan diluar itu masih banyak media yang dapat digunakan seperti ; Bumbung bambu, Pralon, Botol plastik bekas minuman mineral ukuran besar dan lain-lain. Apabila menggunakan Toples bekas kue, sebelumnya harus dicuci dengan sabun sampai bersih kemudian dikeringkan. Hal ini karena semut Rangrang menjadi tidak betah bahkan mati dalam beberapa hari apabila Toples plastik masih mengandung minyak atau ada sabun yang tertinggal di dalam toples.  Penggunaan toples plastik yang baru dibeli sebenarnya lebih baik karena tidak ada minyak bekas kue dan di disain dapat disusun  
 ( seperti tampak pada gambar ). Tetapi tentunya akan menambah cost atau biaya sebagai
modal. Penggunaan Media plastik dipilih karena transparan sehingga Telur semut/ Kroto akan kelihatan dari luar.
3.    Gunting Ranting


Keterangan      : Gunting ranting digunakan untuk memotong ranting sarang semut dipohon yang rendah. Gunting ranting juga digunakan untuk memotong ranting sarang semut dan daun yang sudah dimasukkan dalam ember plastik.
   
4.     Sarung Tangan Karet
 
Keterangan     : Sarung tangan karet digunakan untuk menjaga tangan dari gigitan Semut.
 
5.   Tepung Tapioka/ Kanji
Keterangan      : Tepung tapioka/ kanji digunakan untuk melumuri/ mengolesi bak plastik/ ember bagian atas. Hal ini agar Semut tidak naik ke atas.
6.   Bak plastik/ Ember

Bak dan ember plastik berfungsi untuk penampungungan sementara koloni semut
Keterangan      : Bak plastik digunakan untuk transit sarang semut dari pohon sebelum dipindahkan ke Toples. Ember plastik digunakan untuk memasukkan sarang semut dari pohon yang masih bercampur daun dan ranting.
7.  Solasi/ Lakban
Keterangan      : Digunakan untuk menutup lobang semut pada toples dan untuk mengikat tutup ember ketika akan dibawa.
8.  Gunting Dahan
Keterangan      : Gunting dahan digunakan untuk memotong sarang Semut Rangrang yang berada pada dahan  yang tinggi pada waktu berburu sarang semut di alam.
A.     Pembibitan
Yang dimaksud pembibitan adalah pengambilan calon Semut Rangrang yang akan kita budidayakan. Pembibitan ada 3 macam metode ;   1. Mengambil semut rangrang yang ada di pohon-pohon yang berada di alam 2. Memijah sarang semut pada toples yang sudah penuh 3. Meletakan toples baru di dekat toples semut yang sudah penuh
Metode pertama : Pencarian bibit semut dapat dilakukan dengan cara berburu di pohon-pohon yang ada di alam/ pekarangan/ perkebunan/ hutan. Pohon-pohon yang sering penulis jumpai menjadi tempat tinggal favorit semut rangrang di pekarangan adalah ; pohon mangga, pohon jambu air, pohon rambutan, pohon nangka. Di perkebunan semut rangrang dapat dijumpai di pohon kopi, pohon jeruk sedangkan di hutan dapat dijumpai di pohon pete, pohon tanjung. Mungkin masih banyak lagi pohon-pohon yang menjadi tempat favorit semut rangrang dalam membuat sarang yang penulis belum ketahui.  Adapun waktu yang penulis sarankan untuk berburu mengambil sarang adalah pagi hari karena semut masih banyak yang berada di sarang.
Persiapan sebelum berburu sarang Semut Rangrang dapat dilakukan dengan beberapa tahap dan langkah ;    1. Survey lokasi dimana Semut Rangrang membuat sarang, hal ini dapat dilakukan sore hari  2. Menuju lokasi dengan membawa peralatan yang dibutuhkan seperti : gunting ranting dan      gunting dahan, sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar, bak     besar/ ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian dalam mulai tengah sampai     atas, toples yang sudah di beri lobang sebesar rokok dan sudah di tutup sementara       menggunakan solasi/ lakban.
Adapun langkah selanjutnya  (di lokasi ) adalah ;
1. Gunakan sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar 2. Potong daun/ ranting  yang menjadi sarang semut dengan gunting ranting bila rendah atau gunting       dahan bila tinggi. Terkadang koloni semut membuat sarang sampai 3 ranting yang mempunyai       banyak daun. Usahakan sarang semut jangan sampai rusak/ terbelah ketika jatuh ke tanah. 3. Masukkan sarang semut dalam bak besar atau ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada       bagian dalamnya. Gunakan ember yang ada penutupnya bila masih akan memotong sarang lagi.      Gunakan Bak besar bila langsung dipindah ke toples. 4. Potong / bersihkan daun dan ranting sarang semut yang ada di bak/ ember plastik yang baru       diambil dari pohon dengan gunting ranting dalam keadaan tangan masih menggunakan sarung       tangan karet. 5. Tumpahkan semut yang sudah bersih dari daun dan ranting pada toples yang sudah di siapkan dan sudah ditutup lubang semutnya dengan solasi/ lakban. Kemudian tutup rapat toples dengan menggunakan tutupnya. Biarkan selama minimal 2 jam dan maksimal semalam sebelum dibuka solasi/ lakban yang menutup lubang pintu semut. Hal ini maksudnya adalah agar semut tenang dan beradaptasi dengan sarang baru. 6. Letakkan toples semut pada meja/ rak kayu yang sudah disiapkan dengan makanan ( ulat hongkong ) dan air manis/gula dalam nampan kecil. Setelah semalam dalam toples dan sudah berada di rak kayu kemudian kita buka solasi/ lakban penutup lubang pintu semut.
Jangan kaget bila semut belum mau makan atau minum, maklum masih adaptasi dengan tempat tinggal baru. Untuk itulah kita didik dengan cara memberikan ulat hongkong pada semut dan meneteskan air manis pada meja/ rak kayu yang menjadi tempat kerumunan semut. Butuh waktu kurang lebih 1 bulan untuk bisa makan dan minum sendiri tanpa disuapi pemilik.
Penting untuk diketahui bahwa apabila mendapati sarang semut yang ada krotonya seyogyanya jangan diambil krotonya saja tetapi ikut disertakan dalam toples sarang semut. Semut-semut yang sedang bertelur akan lebih cepat betah tinggal di toples semut dari pada yang tidak bertelur. Hal tersebut karena semut-semut yang sedang bertelur mempunyai naluri untuk menjaga dan merawat telur hingga menetas.
Metode kedua       : Yaitu dengan cara memijahkan semut-semut yang berada di toples penuh semut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membongkar sarang semut di toples yang sudah penuh. Membongkar maksudnya mengambil toples sarang semut dari rak kemudian ditumpahkan pada bak/ ember dan seterusnya di pindah ke toples-toples baru yang sudah dipersiapkan. Sebelum dipindahkan ke toples-toples baru sebaiknya ditakar dengan gelas air mineral yakni minimal berisi semut 1/3 gelas.
Metode ketiga             : Yakni dengan cara membiarkan semut-semut pindah secara alami. Kita cukup meletakkan toples kosong didekat toples sarang semut yang sudah penuh. Secara naluri semut rangrang akan mencari tempat tinggal baru dan membentuk sarang baru ketika sarang mereka sudah penuh sesak atau rusak. Karena mereka ( generasi kedua dan seterusnya ) sudah tidak kenal daun atau pohon maka mereka akan mencari toples yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal baru.
Penting untuk diketahui bahwa semut rangrang tangkapan dari alam hidup dalam koloni yang berbeda-beda. Ketika dialam bebas mereka hanya hidup dengan satu koloni saja dan akan perang/ berkelahi sampai mati jika ketemu koloni lain. Dipenangkaran perilaku mereka dapat dirubah. Cara merubahnya bisa dengan cara memberi jembatan yang kecil antara meja/ rak yang satu dengan yang lainnya. Maksudnya ketika berburu dan mendapatkan koloni semut maka  harus dipisahkan antara tangkapan hari ini dengan tangkapan minggu depan dan seterusnya dengan meja/ rak yang berbeda. Kemudian setelah tanggkapan baru sudah mulai adaptasi dan betah tinggal di toples semut( 2 - 4 minggu ) barulah kita campurkan dengan koloni semut yang sudah duluan dengan cara memberi jembatan kecil berupa sebilah bambu atau kawat yang direntangkan antara meja/ rak satu dengan yang lainnya. Kemudian setelah mereka berkenalan dan bersahabat barulah toples sarang semut dipindahkan atau dicampurkan dengan toples sarang semut  yang lama atau lebih dulu ada di meja/ rak utama. Jadi seyogyanya  orang-orang yang akan membudidayakan semut rangrang minimal harus punya 2 meja/ rak. Apabila hanya punya satu rak maka antara lapisan atas dan bawah harus diikat dengan tali kain/ sumbu kompor yang sudah dicelupkan ke minyak/ Oli bekas. Setelah koloni semut sukses beradaptasi dengan toples sebagai sarang semut baru, barulah diberi kawat antara lapisan rak bagian bawah dengan bagian atas. Apabila sudah berbaur tali/ kawat bisa dilepas.
Keterangan      : Yang Penulis maksud dengan Adaptasi dalam hal ini yaitu ;
1.      Adaptasi semut rangrang dengan sarang yang baru, dari  sarang yang berada di  -pohon-pohon dirubah menjadi sarang dalam toples yang transparan.
2.      Adaptasi wilayah kekuasaan/teritorial, yaitu merubah dari wilayah pepohonan alam mungkin juga daratan dirubah menjadi wilayah meja/ rak dalam rumah.
3.      Adaptasi makanan dan minuman, yaitu merubah makanan dan minuman semut Yang tadinya memangsa serangga tertentu sebagai makanan diganti dengan ulat hongkong, jangkrik. Yang tadinya  minuman cairan manis alami diganti dengan air gula yang mudah dibuat manusia.
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
A.    Perawatan
Dalam budidaya semut rangrang ini hampir bisa dikatakan tidak ada perawatan. Kalaupun ada hanya mengontrol air atau oli yang ada pada kaki meja/ rak. Hal ini karena sifat air yang dapat menguap sehingga dapat berkurang. Apabila air sampai habis maka semut-semut akan turun ke lantai dan menyebar diseluruh rumah.
Penggunaan oli pada kaki meja/ rak kelemahannya adalah semut-semut tidak berani mendekat pada kaki meja/ rak bagian bawah hal ini karena bau oli bekas yang menyengat. Kelebihan penggunaan oli bekas tidak mudah kering karena kekentalannya.
B.     Pemeliharaan
   a)   Makanan Semut Rangrang
Dalam Penangkaran, protein untuk makanan semut dapat kita beri Ulat hongkong, ulat bambu, jangkrik dan cicak. Mana yang lebih mudah kita dapatkan dan  murah harganya  tentunya. Selain itu sebenarnya semut rangrang juga senang memakan tulang mentah yang masih ada serat-serat dagingnya. Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa dalam penangkaran, penulis memberikan ulat hongkong sebagai pengganti protein pada makanan semut. Yang penting untuk diperhatikan bahwa jangan sampai kehabisan makanan karena bila ini sampai terjadi maka semut rangrang akan memakan telurnya sendiri.
Pemeliharaan semut rangrang sangat mudah karena hanya mengontrol makanan berupa ulat hongkong yang akan habis 3 – 7 hari tergantung pada jumlah semut rangrang yang ada di lapisan rak/ meja. Berdasarkan pengalaman penulis dalam budidaya semut rangrang ½ ons ulat hongkong seharga 2.000 rupiah mampu untuk memberi makan 15 toples koloni semut selama 7 hari/ seminggu. Satu toples ukuran volume 1 ltr kurang lebih seribu semut sehingga 15 toples berarti 15 ribu semut. Sangat murah bukan. 
Semut rangrang mengambil dan membawa ulat hongkong ke sarang
 
b)      Minuman Semut Rangrang
Semut Rangrang mengkonsumsi 80%  air gula dan 20% protein. Sedangkan air minumnya kita beri air gula. Air gula adalah air putih matang yang sudah kita beri gula pasir dengan komposisi 1 gelas air 200 ml + gula pasir 1 sendok makan dan berlaku kelipatanya atau bila dirasakan telah manis. Ingat semut hanya akan minum air yang manis. 1 gelas air gula dapat habis 3 -5 hari. Konsumsi semut rangrang terhadap ulat hongkong dan air gula  selain dipengaruhi jumlah semut atau koloni semut  ternyata juga di pengaruhi oleh masa bertelur semut.   Pada waktu semut Rangrang mulai bertelur mereka membutuhkan lebih banyak protein dan cairan manis.
Air gula sebagai minuman semut
MASA PANEN KROTO
Masa panen kroto adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Pertanyaan yang sering penulis jumpai adalah kapan kroto dapat dipanen ? Dan berapa kali panen dalam sebulan ?
Kroto siap panen
Sebelum penulis jawab pertanyaan diatas perlu diketahui bahwa Semut Rangrang mempunyai daur telur semut 15 – 20 hari yang artinya semut rangrang bertelur mulai dari sebesar butir gula pasir - bulir beras - larva - pupa - jadi semut butuh waktu 15 sampai 20 hari. Dengan memahami daur telur semut Rangrang tersebut maka pertanyaan diatas dengan mudah penulis jawab sebagai berikut :
1.      Kroto dapat di panen setiap 15 sampai 20 hari sekali.
2.      Kroto dapat dipanen  ketika kita mengetahui telur semut dalam toples semut kelihatan sudah banyak. Itulah fungsi mengganti sarang semut dengan toples transparan sehingga telur semut jadi terlihat dengan jelas.
Bagaimana supaya kita dapat panen Kroto setiap hari ? jawabnya adalah kita harus punya toples sarang semut setidaknya 300 toples dengan ukuran volume 1 ltr. Sehingga dapat dipanen setiap hari 10 toples selama 30 hari secara bergantian.
Cara Memanen Kroto ;   1. Siapkan bak/ ember plastik, Strimin kawat kecil, Sarung tangan karet. Kemudian masukkan  
          strimin  kedalam ember yang telah kita siapkan.                2.Ambil toples sarang semut Rangrang yang sudah penuh kroto.       3. Tuangkan toples sarang semut kedalam ember plastik yang sudah diberi strimin kawat sambil            digoyang-goyang. 
 
Keterangan      : Pada waktu toples sarang semut dituangkan dan di goyang-goyang kroto akan jatuh kedalam ember dan semut akan menempel pada strimin kawat. Setelah kroto dituangkan/ditumpahkan dalam bak/ ember segera kembalikan toples sarang semut ke tempat semula, ingat jangan memindah ke tempat lain !!. Untuk mengembalikan semut yang ada pada strimin cukup letakkan strimin pada lapisan rak/ meja yang kosong dan semut akan kembali ke toples sarang semut dalam waktu 1 – 2 jam. Penulis sarankan untuk menggunakan lebih dari satu bak/ ember yang sudah diberi strimin. Hal ini dimaksudkan agar proses pemanenan kroto lebih cepat waktunya.   
Hasil panen kroto












1 komentar:

  1. terimakasih sudah mau berbagi ilmunya. semoga tambah maju usahanya aamiin.

    BalasHapus